PERJUANGAN MENGHADAPI ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA
A. Berbagai Pergolakan di Dalam Negeri
(1948-1965)
Musuh terbesar bangsa
kita, bukan yang datang dari luar, tetapi ancaman disintegrasi yang berasal
dari dalam sendiri (C.S.T Kansil)
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari
uraian ini, diharap kamu dapat:
- Menganalisis berbagai pergolakan daerah yang terjadi di Indonesia antara tahun 1948 hingga 1965
- Mengaitkan peristiwa pergolakan daerah yang terjadi di Indonesia antara tahun 1948 hingga 1965 dengan potensi ancaman disintegrasi pada masa sekarang
- Mengambil hikmah dari berbagai ancaman disintegrasi bangsa yang pernah terjadi di Indonesia, khususnya yang telah terjadi di tahun 1948 hingga 1965.
MATERI SINGKAT
Tahukah kalian bahwa sesudah 40 tahun lamanya, baru
pertama kali peringatan Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei,
diselenggarakan pada tahun 1948. Awalnya, peringatan tersebut merupakan anjuran
Bung Karno agar pemerintah menyelenggarakannya secara besar-besaran. Untuk itu,
diangkatlah Ki Hajar Dewantara sebagai ketua panitia peringatan. Mengapa
peringatan ini dilaksanakan? Ki Hajar Dewantara menjawab hal tersebut, dengan
mengatakan:
“Itulah
sebenarnja maksud dan tudjuan Bung Karno, ketika ia mengandjurkan supaja hari
20 Mei tahun 1948 dirajakan setjara besar-besaran. Hari itu olehnja dianggap
sebagai hari bangunnja rakjat, hari sadarnja serta bangkitnja rasa kebangsaan
Indonesia, pada tahun 1908, empat puluh tahun sebelum itu adjakan Bung Karno
tadi terbukti sangat ditaati oleh semua golongan rakjat. Mulai
golongan-golongan jang berada di luar gerakan politik, sampai dengan partai,
mulai jang paling kanan sampai jang paling kiri, ikut serta secara aktif,dan
bersama-sama merajakan hari 20 Mei tahun itu sebagai “Hari Kebangkitan Nasional”,
sebagai Hari Kesatuan Rakjat Indonesia”. (C.S.T. Kansil, 2005).
Jadi, makna peringatan Kebangkitan Nasional sebagaimana
dimaksud Bung Karno di atas, adalah untuk memperkuat kesatuan bangsa, khususnya
dalam menghadapi Belanda yang hendak menjajah kembali Indonesia. Apalagi di awal
tahun itu muncul pula kelompok dengan garis perjuangan ideologi yang dapat
menghancurkan integrasi bangsa dan ideologi negara Indonesia. Awal tahun 1948,
Muso baru kembali dari Moskwa dengan menawarka doktrin “Jalan Baru” sebagai
strategi perjuangan bangsa yang berbeda dari strategi yang dijalankan
pemerintah
Soekarno-Hatta. Doktrin Muso ini mempengaruhi kubu Amir Syarifuddin dengan
membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berpaham “kiri”. Hubungan
antara FDR dengan kubu nasionalis dan Islam pun kian meruncing. Pertikaian
ideologi yang tajam tersebut berakhir pada pecahnya pemberontakan PKI di Madiun
pada 18 September 1948.
Alangkah hebatnya bangsa kita sebenarnya. Indonesia
adalah negeri yang terdiri dari 17.500 pulau, lebih dari 300 kelompok etnik,
1.340 suku bangsa, 6 agama resmi dan belum termasuk beragam aliran kepercayaan,
serta 737 bahasa. Kita harus bersyukur pada Tuhan YME, atas keberuntungan
bangsa kita yang hingga kini tetap bersatu dalam keberagaman, meskipun berbagai
kasus konflik dan pergolakan sempat berlangsung di masyarakat. Hal ini misalnya
dapat dilihat dari potongan gambar berita di atas. Dalam sejarah republik ini,
konflik dan pergolakan dalam skala yang lebih besar bahkan pernah terjadi. Bila
sudah begitu, lantas siapa pihak yang paling dirugikan? Tak lain adalah rakyat,
bangsa kita sendiri.
Sejarah pergolakan dan konflik yang terjadi di Indonesia
selama masa tahun 1948-1965 dalam pembahasan ini akan dibagi ke dalam tiga
bentuk pergolakan :
1.
Peristiwa
konflik dan pergolakan yang berkaitan dengan ideologi.
Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan PKI
Madiun, pemberontakan DI/TII dan peristiwa G30S/PKI. Ideologi yang diusung oleh
PKI tentu saja komunisme, sedangkan pemberontakan DI/TII berlangsung dengan
membawa ideologi agama. Perlu kalian ketahui bahwa menurut Herbert Feith,
seorang akademisi Australia, aliran politik besar yang terdapat di Indonesia
pada masa setelah kemerdekaan (terutama dapat dilihat sejak Pemilu 1955)
terbagi dalam lima kelompok : nasionalisme radikal (diwakili antara lain oleh
PNI), Islam (NU dan Masyumi), komunis (PKI), sosialisme demokrat (Partai
Sosialis Indonesia/ PSI), dan tradisionalis Jawa (Partai Indonesia Raya/PIR,
kelompok teosofis/ kebatinan, dan birokrat pemerintah/pamongpraja). Pada masa
itu kelompok-kelompok tersebut nyatanya memang saling bersaing dengan mengusung
ideologi masing-masing.
2.
Peristiwa
konflik dan pergolakan yang berkait dengan kepentingan (vested interest).
Termasuk dalam kategori ini adalah pemberontakan APRA,
RMS dan Andi Aziz.Vested Interest merupakan kepentingan yang tertanam
dengan kuat pada suatu kelompok. Kelompok ini biasanya berusaha untuk
mengontrol suatu sistem sosial atau kegiatan untuk keuntungan sendiri. Mereka
juga sukar untuk mau melepas posisi atau kedudukannya sehingga sering
menghalangi suatu proses perubahan. Baik APRA, RMS dan peristiwa Andi Aziz,
semuanya berhubungan dengan keberadaan pasukan KNIL atau Tentara Kerajaan (di) Hindia
Belanda, yang tidak mau menerima kedatangan tentara Indonesia di wilayah-wilayah
yang sebelumnya mereka kuasai. Dalam situasi seperti ini, konflikpun terjadi.
3.
Peristiwa
konflik dan pergolakan yang berkait dengan sistem pemerintahan.
Termasuk dalam kategori ini adalah persoalan negara
federal dan BFO (Bijeenkomst Federal Overleg), serta pemberontakan PRRI dan
Permesta. Masalah yang berhubungan dengan negara federal mulai timbul ketika berdasarkan
perjanjian Linggajati, Indonesia disepakati akan berbentuk negara
serikat/federal dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). RI menjadi bagian
RIS. Negara-negara federal lainnya misalnya adalah Negara Pasundan, negara
Madura atau Negara Indonesia Timur. BFO sendiri adalah badan musyawarah
negara-negara federal di luar RI, yang dibentuk oleh Belanda. Awalnya, BFO
berada di bawah kendali Belanda. Namun makin lama badan ini makin bertindak
netral, tidak lagi melulu memihak Belanda. Pro-kontra tentang negara-negara
federal inilah yang kerap juga menimbulkan pertentangan. Sedangkan
pemberontakan PRRI dan Permesta merupakan pemberontakan yang terjadi akibat
adanya ketidakpuasan beberapa daerah di wilayah Indonesia terhadap pemerintahan
pusat.
TUGAS
KELOMPOK
Silahkan
diskusikan bersama-sama dengan anggota kelompok kalian atau secara individu pertanyaan di bawah ini, lalu jawablah
pertanyaan tersebut pada link yang akan diberikan oleh guru kalian.
PERTANYAAN
PERTANYAAN
- Apakah yang dimaksud dengan Disintegrasi Bangsa?
- Perhatikan dengan seksama kata-kata berikut. "Musuh terbesar bangsa kita, bukan yang datang dari luar, tetapi ancaman disintegrasi yang berasal dari dalam sendiri (C.S.T Kansil)". Berikan pemaknaanmu terhadap kata-kata ini!
- Hingga saat ini, ada begitu banyak konflik atau pergolakan yang merongrong empat pilar kebangsaan Indonesia yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika, yang berpotensi memecah belah bangsa. Kemukakan satu contoh konflik yang masih terjadi hingga saat ini yang merongrong 4 pilar kebangsan tersebut! Sebutkan latar belakang dan tokoh yang berperan pada konflik tersebut!.
TERIMA
KASIH…
Comments
Post a Comment