WAGE RUDOLF SUPRATMAN (W. R. SUPRATMAN) "INDONESIA RAYA"

 

Sumber Gambar : Wikipedia.

Masa Kecil

Indonesia tanah airku, tanah tumpah darahku . . . .

Sebaris lirik ini mungkin telah mencipta kesan mengenai Aku, Wage Rudolf Supratman lahir pada 9 Maret 1903 di Jatinegara, Batavia. Ayahku seorang tentara KNIL Belanda bernama Joemeno Kartodikromo dan ibuku Siti Senen. Kata Wage pada namaku diambil dari salah satu waktu pasaran dalam kepercayaan Jawa karena kelahiranku bertepatan dengan pasaran Wage.

 

Pendidikan

Aku yatim sejak usia 6 tahun sehingga dibesarkan oleh kakak sulungku. Beruntungnya, Aku dianggap sebagai anak oleh kakak iparku, Willem Van Eldik yang menjabat sebagai petugas administrasi di kantor kepolisian Belanda sehingga Aku dapat mengenyam pendidikan di ELS (Europe Large School) meskipun sebenarnya dia tidak memiliki darah Belanda. Untuk memperkuat pengakuan palsu tersebut, Eldik menambahkan nama ‘Rudolf’ di tengah nama asliku Wage Supratman agar disangka berdarah Eropa. Sampai kebohongan itu terungkap, Aku akhirnya dikeluarkan dan melanjutkan ke sekolah anak Melayu di Makassar. Aku teguh pada prinsipku bahwa sekolah adalah kehidupan. Ku jalani pendidikan kursus bahasa Belanda hanya dalam waktu 2 tahun kemudian melanjutkan di Normaalschool (Sekolah Keguruan) di Makassar.

 

Masa Perjuangan

Aku telah menyenangi musik sejak tinggal bersama keluarga kakakku. Merekalah motivator bermusikku. Bahkan Aku telah menjadi founder sebuah grup musik beraliran jazz sejak masih bersekolah. Sejak menjadi wartawan di harian Kaoem Moeda dan Kaoem Kita. Aku mulai tertarik dengan organisasi pergerakan nasional dan menempatkanku dalam pergaulan tokoh-tokoh pergerakan. Semangat nasionalisme dan anti kolonialisme yang mulai tumbuh Aku manifestasikan dalam buku Perawan Desa, sumbangan pemikiran serta pendapat-pendapat untuk kemerdekaan Hindia Belanda hingga pada akhirnya Aku wujudkan melalui beberapa baris lirik yang Aku ciptakan untuk diperdengarkan pertama kali di Kongres Pemuda Indonesia II pada 1928. Sejak saat itu lagu Indonesia Raya yang Aku ciptakan resmi menjadi lagu yang wajib dimainkan di setiap kongres politik sebagai perwujudan rasa persatuan dan kesatuan untuk merdeka.

 

Dampak Perjuangan

Aku berharap dengan sebagian kecil bentuk perjuangan yang telah Aku dedikasikan untuk Indonesia, menjadi pemantik bagi jiwa-jiwa penerus untuk menjaga cita-cita kemerdekaan. Setiap kali lagu Indonesia Raya dilantunkan, semangat perjuangan begitu kuat terasa. Aku, W. R. Supratman telah menunjukkan bahwa melalui seni, semangat perjuangan, cinta tanah air, persatuan dan kesatuan dapat terikat secara emosional dalam jiwa bangsa Indonesia.

 

Hiduplah Indonesia Raya . . .


Comments

Popular Posts