Belajar menurut teori humanistik
Belajar menurut teori humanistik merupakan
suatu proses yang menghasilkan suatu perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai bentuk hasil dari adanya proses belajar dapat
dibuktikkan dalam berbagai cara, seperti perubahan pada pengetahuanya,
perubahan pada sikapnya, perubahan pada tingkah lakunya, perubahan pada
ketrampilannya, perubahan pada kecakapanya, perubahan pada kemampuannya,
perubahan pada daya reaksinya dan perubahan pada daya penerimaanya.
Jadi, belajar merupakan sebuah proses aktif, proses yang dapat bereaksi
terhadap situasi yang ada pada diri seseorang. Belajar menurut teori
humanistik merupakan sebuah proses yang mengarah pada suatu tujuan yang
positif.
Humanistik lebih melihat individu dari segi perkembangan kepribadian
pada manusia, memandang positif pada manusia karena manusia merupakan
makhluk yang unik dan dinamis. Tidak seperti Psikoanalisa yang berfokus
pada “ketidaknormalan” atau “kondisi sakit” seperti yang dilihat oleh
Freud yang memandang bahwa manusia adalah makhluk yang negatif, yang
terpengaruh pada masalah masa lalu. Pendekatan humanistik lebih melihat
kepada kejadian setelah “sakit” artinya aliran ini menilai tentang
bagaimana seorang individu membangun dirinya dalam melakukan hal-hal
yang positif. Kemampuan untuk bertindak positif ini yang oleh humanistik
disebut sebagai potensi dasar manusia untuk dapat belajar.
Kemampuan positif didalam humanistik erat kaitannya dengan pengembangan
dari emosi positif seorang individu yang terdapat didalam domain yang
afektif, misalnya saja
Selain berfokus pada hubungan interpersonal, humanistik juga mencoba
untuk membantu individu untu dapat meningkatkan kemampuan membuat,
meningkatkan kemampuan berimajinasi, meningkatkan pengalaman,
meningkatkan kemampuan berintuisi, meningkatkan kemampuan merasakan, dan
meningkatkan kemampuan berfantasi. humanistik mencoba melihat potensi
manusia dalam “seerapa banyakkah hal-hal yang dapat dilakukan oleh
seseorang”.
Pendekatan humanistik ini lebih mengedepankan tentang pentingnya sebuah
emosi dalam proses belajar. Apabila prikoalisis melihat emosi sebagai
hal yang negatif dan mengganggu proses belajar, maka humanistik melihat
emosi sebagai suatu keuntungan dalam proses belarar. Jadi dapat
dikatakan bahwasanya emosi merupakan sebuah karakterisitik yang sangat
kuat dalam proses belajar. Karena dengan emosi seseorang dapat berpikir
serta merasakan.
Comments
Post a Comment